curhat ah
Si dia kepergok selingkuh! Aduh, rasanya marah, sebal, kesal, bete, sampai sedih. Memang, sih, kita bisa mencurahkan semua perasaan itu di dalam buku harian. Tapi buku harian,
Saat kayak gini, kita butuh banget teman curhat. Semua perasaan yang terpendam bisa langsung ditumpahkan. Kita bisa mengajaknya ikut berempati atau setidaknya memberi pelukan menenangkan. Teman curhat bisa siapa saja, termasuk ortu, sahabat, saudara, pacar, rekan kerja atau teman-teman di milis.
Asyiknya, sih, kita punya beberapa teman curhat. Terkadang nggak semua masalah bisa diceritakan pada satu orang saja. Misalnya, nih, kalau mau ngomongin gebetan, agak canggung kalau harus cerita pada nyokap. Lebih seru cerita pada sahabat dekat atau kakak perempuan, deh. Meskipun terkadang kita nggak mendapat solusi atas tiap masalah, tapi setidaknya perasaan sudah lebih enak dan pikiran lebih jernih. Lega....
Gantian, dong
Kalau sudah tahu berbagi itu menyenangkan, giliran kita, dong, yang membantu. Boleh jadi ada sahabat dekat yang curhatnya itu-itu... melulu, sampai-sampai kita bisa menebak isi kisahnya sebelum dia cerita. Kalau sudah begini, keluh kesahnya cuma numpang lewat telinga kita.
Tapi sebelum benar-benar melakukannya, coba bayangkan situasi sebaliknya. Saat kita lagi ingin curhat, tahu-tahu nggak ada satu pun teman yang mau mendengarkan, pasti sedih,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar